Home

Kamis, 26 Mei 2011

04:05 PM sec.07

Nikki kebingungan ketika mendengar sahabatnya berkata akan pulang. Bukannya apa-apa. Nikki belum pernah melihat Agis ada masalah ataupun hal lain yang membuatnya ingin pulang. Ia juga tidak mempunyai pikiran bahwa Agis bosan dan tidak betah kuliah di Yogya. Namun hal yang paling membuat Nikki tak percaya adalah kesanggupan Fathir mengantar sahabatnya itu.
“Kamu beneran Gis, mau diantar mas Fathir? Kok kurang kerjaan banget dia?” kebiasaan Nikki kalau mendengar hal yang menurutnya heboh, ia langsung antusias. Mengenai kedekatan Agis dan Fathir, Nikki memang suka heboh.

“Iya. Dia bilang mau ngaterin sekalian mau jenguk sepupunya.” Agis menjelaskan seadanya. Apa yang ia ketahui dan ia tangkap dari tingkah laku cowok itu.
“Kamu nggak takut?” Agis mengernyitkan dahi. Pertanda bahwa ia tak mengerti pada apa yang baru saja ia dengar. “Maksud kamu, Nik?”
“Yaaa, kamu nggak takut gitu, kalau misal Fathir ada niat buruk atau maksud lain dan manfaatin kamu. Ya, you know lah, there are so many ways to cheat the others. And you have to be carefull, dear! Modus kejahatan kan banyak jaman kayak gini. Harus selektif tuh. Bisa aja orang yang kita anggap baik malah bau bikin kita celaka?” Nikki memulai ceramahnya. Tapi ini bukan di pagi hari seperti acara ‘Mamah dan Aa’ di televisi. Ini malam hari di kost-nya.

“Kita kan nggak boleh su’udzan, nik?”
“Jaga-jaga, Gis..” diam. Keduanya tak mengeluarkan kata-kata lain lagi.

********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar