Home

Kamis, 26 Mei 2011

04:05 PM sec.10

“Gis..”
Seseorang memanggil dari belakang. Agis segera berbalik. Tapi tak segera menjawab sapaan yang baru saja terucap untuknya. Pikirannya terbang entah kemana. Ia diam. Beberapa detik kemudian ia tersadar untuk menjawab. “Alam..”
Tak satupun dari mereka berniat mendekat. Walaupun sebenarnya tidak ada dinding yang memisahkan mereka, seolah-olah memang ada dinding penghalang antara mereka. Jarak mereka hanya sekitar lima langkah satu sama lain.
“Udah lama?” tanya Alam.
“Eh, nggak.” Bohong! Padahal Agis telah menunggunya selama satu jam lebih lima menit di depan sekolah. Mereka janji bertemu pukul tiga sore. Dan sekarang ketika Alam datang, jam di ponsel Agis menunjukkan pukul 04:05 PM. Menarik, empat adalah nomor urut absen Agis dulu. Sedangkan lima adalah nomor urut absen Alam.
Entah untuk alasan apa ia berbohong pada Alam. Ia seharusnya mengatakan yang sebenarnya bahwa ia telah menunggu lama. Sepertinya Agis senang diperlakukan seperti itu.
Situasi kaku, perlahan mulai mencair. Alam melangkahkan kakinya hingga sekarang ia berada selangkah di depan Agis.
“Ini, aku mau balikin cat sama perlengkapan gambar kamu.” Ujar Agis seraya mengeluarkan beberapa benda milik Alam. “Makasih ya, Lam. Maaf juga kalau lama balikinnya.” Tambahnya.
“Iya nggak apa.” Kedua sudut bibir Alam terangkat ketika menerimanya. Dengan cepat ia masukkan ke dalam tasnya.


********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar